Cetar Syamsuar

REMAHAN.com - Durasi hebohnya cukup panjang. Belum tahu akhirnya. Tapi bisa diduga kapan meredanya. Tentang penempatan pejabat eselon III dan IV di lingkungan Pemprov Riau itu. Yang jumlah 600 orang lebih itu.
Tersebab ini membaranya: Ada nama keluarga dan orang dekat gubernur Syamsuar dan sekdaprov Yan Prana Jaya disitu.
Ada yang menilai boleh-boleh saja. Sudah sesuai jenjang kepangkatan. Kompeten. Punya kapasitas dan berintegritas: Alasan normatifnya dari BKD.
Tapi tidak sedikit juga menduga: jabatan diberikan karena faktor keluarga tadi. Bukan kompetensi. Pendapat ini tidak bisa juga dipinggirkan.
Baca: Timang Risau
Lalu sebagian orang bertanya-tanya. Apa benar panjangnya napas isu dugaan nepotisme ini murni suara dari kelompok sosial kontrol?
Atau dari kekuatan-kekuatan politik di DPRD? kalau karena yang terakhir ini kemungkinannya kecil. Paling satu dua Anggota Dewan yang tahu dan ingin tahu jauh. Komentar pun datar.
Ini dugaan kami yang lebih kuat: Posisi Kepala OPD. Pejabat eselon II.
Yang: belum diumumkan
Baca: Pimpinan KPK Meracau UAS Berkilau
Yang: hasil evaluasinya sudah ada.
Yang: kata ketua Tim Pansel evaluasi, Prof Asaluddin Jalil, lebih dari separuh dari 25 pejabat yang di assessment itu tidak punya kapasitas dijabatannya.
Yang: punya kemampuan pun, yang tak sampai separuh tadi juga sangat mungkin di mutasi.
Jabatan di eselon II yang panas dingin: Tersingkir. Dimutasi. Atau Dipertahankan.
Baca: UAS Ditolak Kampus Radikal
Jaringan kekuatan penekan sangat harus dimainkan. Usai rangkaian penetapan posisi Sekdaprov yang juga menguras energi kemarin itu.
Guncangan panggung Syamsuar bersama Yan Prana Jaya sebagai nakhoda baru di eksekutif tingkat provinsi lagi seru-serunya disimak.
Meski asalnya bukan dari kekuatan partai politik. Namun dari Gubernuran, Cut Nyak Dien. Gajah Mada. Diponegoro sekitar.
Bagi pemerhati: Hubungan Penguasa Politik-Birokrat. Hal ini menjadi sumber pengayaan: Pembuktian teori atau bisa meramu teori yang paling ideal. Yang patut disebarkan ke khalayak.
Baca: Busung Dada KPK
Pemerhati yang seperti apa? Ini menjadi pertanyaan lanjutannya.
Berada atau tidaknya pemerhati dilingkaran kekuasaan akan jadi faktor penting dalam pembenaran atau mengecamnya. Nah bingunkan.
Namun perihal ini baik. Bagi yang ingin menjaga daya kritis. Dan bagi Syamsuar dan Yan Prana sebagai pejabat publik. Asal jangan reaktif.
Namun jika terpancing, ini bisa sebagai pemantik. Bisa berulang seperti gubri sebelumnya. Tak bertahan lama. Meski bukan faktor utama dilengserkan. (Editorial/Red)
Komentar